Penggunaan Pil KB Kombinasi untuk penundaan Haid Ibadah Haji

Evaluasi Penggunaan Pil Golongan Progestogen Tunggal dan Kombinasi antara Progestogen dan Estrogen (Pil KB) sebagai Obat Penunda Haid pada Ibadah Haji
ABSTRAKS
Latar belakang masalah : Kesadaran para umat muslim untuk melaksanakan rukun Islam ke lima (menunaikan ibadah haji) semakin tinggi. Indonesia mendapatkan kuota haji sebanyak 250.000 per musim haji yang selalu terpenuhi malahan seringkali banyak yang tidak mendapatkan tempat (masuk dalam daftar tunggu). Semaikn meningkatnya minat jemaah haji tersebut tentunya akan meningkat pula jumlah jamaah haji wanita yang dalam usia reproduksi, usia yang masih mendapatkan haid secara teratur. Musim Haji tahun 1427 H ini dari Kota Malang didapatkan 1553 jamaah haji. 55 % diantaranya adalah jamaah wanita dan 53 % diantaranya berada pada masa reproduksi, masa yang masih mendapatkan haid secara teratur setiap bulan. Masa haji yang berlangsung selama kurang lebih 40 hari, memaksa jemaah haji wanita untuk menunda haidnya bila mereka menginginkan tidak datang haid selama di tanah suci. Keinginan yang kuat untuk melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji baik yang wajib maupun yang sunah, maka penundaan haid dirasakan menjadi kebutuhan yang sangat penting. Penggunaan pil progestogen tunggal dari golongan norethisterone, lynestrenol, normogestrel acetate medroxi progestogen acetate (MPA) dll sudah sangat umum di kalangan jamaah haji (calon jamaah haji) , kalangan medis dan paramedis (bidan). Sehingga kebutuhan pil golongan progestogen tersebut di musim haji sangat melonjak. Masalah yang muncul adalah apakah pil golongan progestogen tunggal ini cukup efektif sebagai obat penunda haid sampai 40 hari ?. Dilain pihak pil KB kombinasi yang terdiri dari estrogen ( ethinyl estradiol) dan golongan progestogen (levonogestrel,desogestrel,ciproteron acetate dll.) secara teoritis mampu membuat endometrium lebih stabil sehingga kemungkinan untuk terjadinya bercak dan perdarahan lebih kecil khususnya jika penundaannya diharapkan lebih dari 2 minggu. Pil KB kombinasi oleh sebagian dokter dan paramedis telah digunakan untuk obat menunda haid pada ibadah haji, namun secara kwantitas penggunaannya jauh dibawah penggunaan pil golongan progestogen tunggal.
Tujuan penelitian : Melakukan evaluasi penggunaan pil golongan progestogen tunggal dan kombinasi progestogen dengan estrogen (pil KB), sebagai obat penunda haid pada ibadah haji. Membandingkan prevalensi terjadinya bercak perdarahan dari vagina pada pemakaian pil golongan Progestogen & pil kombinasi Estrogen & Progestogen untuk menunda haid pada jamaah haji.
Rancangan Penelitian : Menggunakan studi cross sectional dengan menyebarkan kuesioner pada calon jamaah haji sebelum berangkat pada musim haji 1427 H (2006/2007 M) di wilayah Surabaya, Gresik dan Malang. Setelah pulang ke Indonesia data dikumpulkan, selanjutnya dianalisa dengan cross tabulasi menggunakan uji statistik Chi-square dengan program SPSS.
Hasil penelitian : Dari 100 lembar kuesioner yang masuk, sebaran asal daerahnya adalah Surabaya 13 %, Gresik 14 % dan 63 % dari Malang. Rata- rata umur responden : 39.82 ± 7,62 th, sedangkan 38 % responden menggunakan obat penunda haid atas konsultasi /saran dokter Spesialis Kandungan, 20 % dokter umum, 19 % dokter kloter, 11 % teman /saudara, 9 % bidan, 3 % lainnya. Obat penunda haid yang digunakan 74 % menggunakan pil golongan progestogen tunggal dan 26 % menggunakan pil KB kombinasi dan sisanya 3 % tidak menggunakan pil penunda haid. Dari total responden 43,3 % tidak mengalami bercak maupun perdarahan sedangkan 39,2 % mengalami bercak perdarahan dan 17,5 % mengalami perdarahan. Analisa lebih lanjut ternyata yang menggunakan pil golongan progestogen tunggal 71,8 % mengalami bercak dan perdarahan, dan yang menggunakan pil KB hanya 13,8 % mengalami bercak dan perdarahan, dengan uji statistik Chi square: 24,72 didapatkan nilai p=0.000, menunjukkan perbedaan yang bermakna. Dari 18 responden yang berkonsultasi ke SpOG dengan menggunakan pil KB, ternyata 16 responden (88,9 %) tidak mengalami bercak maupun perdarahan, 2 responden (11,1 %) mengalami bercak dan tidak ada responden yang mengalami perdarahan. 
Kesimpulan : Pil KB kombinasi sebagai obat penunda haid pada ibadah haji menunjukkan keberhasilan yang lebih baik secara bermakna terhadap terjadinya bercak dan perdarahan , dibandingkan dengan penggunaan pil progestogen tunggal.
Kata kunci : Pil golongan progestogen tunggal, pil KB kombinasi, perdarahan bercak , perdarahan, ibadah haji.
Peneliti : dr. Budi Santoso, SpOG (K) *
Konsultan penelitian : Prof. dr Samsulhadi, SpOG (K)*
Konsultan Statistik : Ir. Irawan
Penghubung Responden : dr. Hj. Muniroh **
Drs. H. Ach.Ruslan ***
Dra. Hj. Rukmini ****
H. Muslich *****
Drs. H. Moch. Rosyad ******
Keterangan :
* : Devisi Fertilitas dan Endokrinologi Reproduksi
Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi FK Unair/RSU. Dr.
Soetomo Surabaya
** : Dokter Kloter 43, DKK Malang
*** : Ka. Seksi Haji Depag Kota Malang
**** : Pembimbing KBIH RSI Aisyah Kota Malang
***** : Pengurus KBIH AR Rifai
****** : Ketua Kloter 43 Kota Malang
 http://www.fk.unair.ac.id/news/focus/penggunaan-pil-kb-kombinasi-untuk-penundaan-haid-ibadah-haji.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar